InBewara, Soreang – Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H., S.Ip. , M.Ip. menyerukan seluruh lapisan masyarakat agar selalu berada di garda terdepan dalam membela tanah air.
Hal itu disampaikannya saat bertindak selaku Inspektur Upacara Peringatan Hari Ibu ke-89 dan Hari Bela Negara yang dipusatkan di Bale Rame Soreang, Jum’at (22/11/2017).
“Kita selaku warga negara harus cinta tanah air, mempertahankan ideologi bangsa dan membela kehormatan negara dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan. Seluruh lapisan masyarakat harus selalu siap menjadi garda terdepan dalam membela bangsa dan tanah air,” ucapnya.
Dadang menyayangkan sebagian masyarakat yang belum dapat memahami seutuhnya arti dari bela negara itu sendiri. “Pemahaman dalam bela negara di indonesia masih melangit belum membumi. Kita sering berikrar satu tanah air Indonesia, cinta tanah air tapi nyatanya air kita tercemar, tanahnya rusak dan hutan digunduli. Jadi dimana nilai cintanya,” ujarnya.
Tindakan nyata yang bisa dilakukan dalam merealisasikan rasa cinta tanah air yaitu dengan gunung dikaian, gawir diawian, legok dibalongan. Dengan menjaga alam, tambahnya, pengamalan Pancasila dan penguatan nilai Sabilulungan menjadi karakter rakyat Kabupaten Bandung akan terwujud.
“Jaga lembur, akur jeung dulur, panceg dina galur. Itu sama dengan bela negara dimana lembur dijaga, ditata dan dikelola untuk mewujudkan nilai sabilulungan sekaligus mengimplementasikan ideologi Pancasila,” imbuhnya.
Selain itu, lanjut Dadang, masyarakat juga dihimbau agar dapat menjaga kampungnya masing-masing dari sentuhan budaya asing serta mendorong ciri khas daerahnya untuk mewujudkan Bandung 1000 kampung.
“Jaga kampung-kampung kita dari sentuhan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya kita, sinergikan masyarakat dengan dunia usaha untuk memaksimalkan potensi daerah demi merealisasikan Bandung 1000 kampung,” seru Bupati.
Terkait Peringatan Hari Ibu, Dadang Naser menghimbau masyarakat untuk bersama-sama mensosialisasikan dan mengawasi masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Dengan gerakan Sabilulungan kita bersama-sama menghadapi berbagai masalah sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pengawasan terhadap hal ini bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah semata tapi juga seluruh pihak termasuk di dalamnya masyarakat yang bersentuhan langsung,” pungkasnya. (AS_35)