InBewara, Bandung – Di tengah-tengah keterbatasan pemerintah dan dunia Usaha dalam menyerap para lulusan perguruan tinggi, kehadiran Assistant Professor, Dept. Of Leisure and Tourism Manajement SHU-TE University, Veronica Pei Chen, Ph.D. didampingi, Prof. Chang Hsing Ya, Miss Chuang Wen Ya, serta Atase Pendidikan KBRI di Beijing, Chaerul Anwar pada acara Kuliah Umum dengan tema ” Peran Manajemen Informasi dalam persaingan Global dan Bisnis lintas Negara”guna membangun bangsa yang mandiri, menjadi kebutuhan yang sangat mendesak. Maka tidak salah jika pakar ekonomi dari Taiwan Prof. Veronica Pei Chen, Ph.D memberikan kuliah umum yang cukup menarik lugas simpel dan komunikasi yang baik dengan para Dosen dan para mahasiswa S1 dan S2 ,di kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan, Jln Turangga 37-41 Bandung, Jumat (27/7/18).
Penyampaian yang sangat lembut, terstruktur dengan penampilan yang modis serta komunikatif menjadi menarik bagi para dosen dan mahasiswa untuk mendengarkan apa yang disampaikan materinya, sehingga bisa diterima dan mudah dipahami dan dimengerti diringi tepuk tangan para audiensi.
Veronica Pei Chan menjelaskan berbagai perkembangan ekonomi di Taiwan dengan penampilan visualisasinya yang cukup menarik membuat para investor asing banyak yang menanamkan investasinya dengan berbagi aspek ekonomi global yang sangat kompetitif, Disertai kemudahan persyaratan yang cukup simpel dengan mendapatkan visa untuk pergi ke Taiwan dan biaya untuk belajar boleh dibilang sangat murah dibanding dengan negara Asean lainnya.
Apalagi untuk Kuliah di Shu-te University, sistim pendidikan untuk magang, ambil program S 1 dan master sudah cukup baik. Malah Veronica mengatakan bahwa bila mahasiswa Stiepas datang ke Taiwan untuk keperluan tentang pendidikan bisa kontak dan kasih kabar beliau, sambut Veronica.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pasundan Bandung, Dudung Juhana, menuturkan, secara persentase terhadap jumlah penduduk, kuantitas wirausahawan Indonesia saat ini masih di bawah negara-negara ASEAN. ”Di Singapura, jumlah wirausahawannya 7 persen dari jumlah penduduk, Malaysia 5 persen, Thailand 4,5 persen, dan Indonesia 3,3 persen. Itupun didominasi tamatan SLTA ke bawah. Padahal, dari sisi pasar, Indonesia adalah yang terbesar di ASEAN, dengan proporsi lebih dari 30 % populasi kawasan ASEAN,”
Dudung menambahkan, kurangnya pemahaman tentang bisnis usaha adalah salah satu faktor penyebab banyaknya pengusaha sulit berkembang.
Sementara akreditasi penilaian kampus Stiepas di Kota Bandung maupun di Jawa Barat boleh dibilang masuk nominasi untuk 3 terbaik, sehingga di semua jurusan baik, D3, Manajemen maupun Akuntasi secara keseluruhan mendapatkan penilaian akreditasi B, dan kedepan penilaian nilai A insya Allah menjadi yang terbaik untuk sekolah ekonomi, ujar Dudung. (DIN)*