PORSEROSI Kota Bandung Gelar Coaching Klinik Pelatih

Ketua KONI Kota Bandung, Nuryadi (tengah) didampingi ketua Porserosi Jabar , Erry Sudrajat (kiri) dan Ketua Perserosi Kota Bandung Ary Prasetyo (kanan) membuka Coaching Klinik "Sosialisasi cabang sepatu Roda tingkat Sekolah dalam kesiapan menghadapi PORDA XIV -2022" di Hotel Summit, Jln Seram Bandung, Senin (24/12/19). Foto Didin Sjafruddin

InBewara, Bandung – Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dibidang pelatih sepatu Roda, pengcab Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Kota Bandung menggelar Coaching Klinik “Sosialisasi cabang sepatu Roda tingkat Sekolah dalam kesiapan menghadapi PORDA XIV -2022” di Hotel Summit, Jln Seram Bandung, Senin (24/12/19).

Kegiatan yang diikuti oleh 20 sekolah peserta dari tingkat SD dan SMP berasal dari kota Bandung ini menghadirkan pemberi materi Atep Deni dan Firdi Achmad Firdaus yang menjabat sebagai Sekretaris Umum Porserosi Kota Bandung dan pelatih , dan mempunyai Setifikat pelatih Nasional .

“Dia cukup mumpuni di bidangnya. Dengan kegiatan ini, kami mengharapkan para pelatih SD dan SMP dari Kota Bandung semakin menambah kemampuan serta wawasannya untuk meningkatkan kualitas pelatih. Sehingga pada akhirnya nanti mereka bisa menjadi pelatih yang berkualitas dengan kuantitas yang cukup banyak di Kota Bandung,” ujar Ketua Porserosi Kota Bandung Ary Prasetyo.

Dia mengatakan, bahwa saat ini Kota Bandung memiliki cukup banyak pelatih, dibanding dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, tidak heran jika setiap ada kegiatan sepatu roda baik di kota Bandung maupun di Jawa Barat para pelatih dari Kota Bandung lebih mendominasi jumlahnya.

“Kami Cabang Olahraga sepatu Roda Porserosi, ingin memiliki pelatih yang berkualitas, makanya digelarnya kegiatan ini untuk menambah kemampuan mereka dalam kepelatihan yang tidak hanya di kota Bandung saja tetapi mereka bisa menjadi pelatih yang bersertifikat nasional bahkan internasional, Saat ini Kota Bandung memiliki pelatih cukup banyak namun pelatih melalui tingkat jalur sekolah tingkat SD dan SMP untuk sosialisasi baru dimulai ,” ujar Prasetyo.

Dengan adanya pelatihan ini guru olahraga bisa menjadi salah satu potensi masuk di jalur ektrakulikuler di sekolah SD dan SMP, sehingga bisa menghasilkan bibit baru pengganti atlet atlet sebelumnya dan menjadi cabor olahraga populer di sekolah dan menjadi juara pada PORDA XIV-2022 .

Sementara Ketua Porserosi Jabar, Erry, menyampaikan bahwa Coaching Klinik “Sosialisasi cabor sepatu Roda tingkat sekolah dalam persiapan menghadapi PORDA XIV-2022. Sangat mendukung digelarnya coaching klinik ini.
Di 2020 dipersiapkan anggaran untuk lapangan yang memadai serta bisa memperbaiki yang ada di Gelora Saparua yang menjadi salah satu tempat berlatihnya para atlet atlet Kota Bandung dan daerah lainnya, Anggaran di 2020 mudah mudahan untuk persiapan menghadapi PORDA 2022 terealisasi untuk memperbaiki lapangan, namun belum bisa terealisasi karena belum ada sinkronisasi antara kota Bandung dengan provinsi. Sehingga kota Bandung yang selalu mendominasi di nomor skate board, free style, dan kelas agresif, dan ini sudah banyak dipegang oleh Kota Bandung bisa menjadi andalan dan bisa dilaksanakan melalui pembinaan melalui pelatihan jalur sekolah ini, ” kata Erry.

Sementara Ketua Umum KONI Kota Bandung Nuryadi yang membuka kegiatan ini mengatakan kegiatan coaching Klinik sangat mendukung program visi dan misi Kota Bandung.
“Saya tidak pernah berhenti untuk terus menerus mensosialisasikan lima program visi misi dari pemerintah Kota Bandung. Kegiatan ini masuk dalam salah satu visi dan misi yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pelatih. Pelatihan ini bisa dilakukan dua jalur tidak saja melalui klub tapi jalur lain bisa diterapkan melalui jalur sekolah di tingkat SD dan SMP disekolah, jadi tidak hanya untuk atlet dan pelatih tapi pelatih juga sangat diperlukan dan menentukan prestasi atlet,” ujarnya.

Dikatakan Nuryadi , peran pelatih bisa meningkatkan kualitas serta prestasi atlet. “tidak hanya pelatih, sumber daya manusia merupakan bagian dari mata rantainya dalam menciptakan atlet yang berprestasi.
Cukup mahal, basik dari Sepatu Roda bisa saja beralih ke cabang yang lain, di Sky air dan Sepatu Roda, bisa juga panjat tebing, ketika jalur punya basik lari cepat, yang penting mencari bibit bisa saja dari mana dan kemana, tetapi sepatu roda sudah menjadi alat untuk pembinaan dan pembibitan. Kemampuan pelatih akan berkembangnya ketika mengikuti kejuaraan, dan untuk menggelar , dibutuhkan pelatih yang handal dan terampil, jadi peran pelatih sangat penting .” kata Nuryadi (DIN)*