Inbewara, Bandung,- Penyakit COVID-19 dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia maupun jenis kelamin. Tetapi, COVID-19 diketahui lebih berisiko menyerang orang-orang dengan kondisi medis tertentu.
Tidak semua orang yang terinfeksi virus corona akan mengalami gejala COVID-19 yang parah berupa sesak napas, nyeri dada, dan demam tinggi. Ada sebagian penderita COVID-19 yang hanya mengalami gejala ringan saja. Bahkan, ada juga yang tidak mengalami gejala sama sekali walau sudah positif terinfeksi virus Corona.
Berdasarkan informasi dari WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, gejala berat dan komplikasi serius akibat COVID-19 lebih sering dialami oleh orang lanjut usia dan orang dengan kondisi medis tertentu, misalnya orang yang menderita penyakit tidak menular.
Dilansir dari AloDokter, Penyakit tidak menular kebanyakan bersifat kronis, yaitu terjadi secara perlahan dan bisa menetap dalam jangka waktu yang lama. Selain berlangsung lama, dapat juga menyebabkan kondisi kesehatan penderitanya menurun secara bertahap, sehingga rentan terkena infeksi.
Hal ini dikarenakan penyakit kronis menyebabkan sistem kekebalan tubuh penderitanya melemah dan lebih sulit melawan infeksi.
Selain itu, penderita penyakit kronis juga kebanyakan sudah mengalami kerusakan organ. Ketika terserang virus Corona, kerusakan organ tersebut bisa menjadi semakin parah, sehingga gejala COVID-19 yang muncul juga bisa lebih berat.
Beberapa penyakit yang diketahui dapat membuat penderitanya berisiko tinggi terinfeksi virus Corona dan mengalami COVID-19 dengan gejala yang lebih berat, yaitu:
1. Gangguan pernapasan kronis/Asma
COVID-19 umumnya menyerang saluran pernapasan. Oleh karena itu, orang yang memiliki penyakit kronis pada saluran pernapasan, seperti asma, berisiko tinggi mengalami gejala yang parah ketika terinfeksi virus Corona.
Ketika terjangkit COVID-19, penderita penyakit pernapasan kronis akan lebih rentan mengalami gangguan pernapasan berat, seperti serangan asma, pneumonia, atau bahkan gagal napas.
2. Penyakit kardiovaskular
Penderita penyakit kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, dan hipertensi, umumnya memiliki kondisi jantung yang kurang baik dan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah. Hal ini membuat para penderita penyakit tersebut rentan menderita COVID-19 dengan gejala yang lebih berat.
3. Diabetes
Diabetes yang tidak terkontrol lama-kelamaan dapat menyebabkan lemahnya daya tahan tubuh dan kerusakan pada berbagai organ tubuh. Inilah yang membuat penderita diabetes lebih rentan terkena COVID-19 dan komplikasi fatal akibat infeksi virus Corona.
Selain itu, infeksi virus Corona juga terlihat dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi berbahaya dari penyakit diabetes, seperti ketoasidosis diabetik dan sepsis. Berbagai komplikasi diabetes tersebut dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian akibat COVID-19 pada penderita diabetes.
4. Penyakit ginjal
Infeksi virus Corona paling banyak menyerang saluran pernapasan, tetapi virus ini juga bisa merusak organ tubuh lainnya, termasuk ginjal. Beberapa laporan juga telah menyebutkan bahwa ada sebagian penderita COVID-19 yang mengalami gagal ginjal akut, padahal mereka tidak memiliki riwayat penyakit ginjal.
Selain itu, infeksi virus Corona juga diketahui lebih berisiko terjadi pada orang yang memiliki penyakit ginjal kronis, rutin menjalani prosedur cuci darah, atau pernah menjalani operasi transplantasi ginjal.
5. Kanker
Penderita kanker tergolong dalam kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi virus Corona dengan gejala berat dan komplikasi serius. Hal ini lantaran sistem kekebalan tubuh para penderita kanker tidak kuat dalam melawan infeksi.
Lemahnya sistem kekebalan tubuh penderita kanker ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya gangguan pada sel darah putih atau efek samping kemoterapi.
Apa yang Harus Dilakukan Penderita PTM Selama Pandemi COVID-19?
Penderita penyakit tidak menular di atas disarankan untuk menerapkan social distancing, yang kini disebut juga physical distancing, guna mengurangi risiko terkena COVID-19. Jika harus keluar rumah, batasi jarak dengan orang lain minimal 1,5–2 meter dan hindari kerumunan atau tempat-tempat yang ramai.
Selain itu, penderita penyakit kronis juga perlu rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter agar penyakitnya dapat terkontrol.
Selama masa sulit ini, penderita PTM perlu tetap menjalani pola hidup sehat untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin mencuci tangan, mengurangi stres, rutin berolahraga di rumah, dan menjauhi asap rokok.
Jika Anda memiliki penyakit kronis yang telah disebutkan di atas dan mengalami gejala demam, batuk, atau sesak napas, terlebih jika Anda pernah kontak dekat dengan orang yang menderita atau dicurigai menderita COVID-19, segeralah hubungi rumah sakit atau hotline COVID-19.*