Inbewara,Bandung – Sebanyak kurang lebih 500 orang dari lebih 1000 pendaftar peserta melalui Google form dari berbagai daerah diantaranya provinsi Jateng, Jatim bahkan dari luar Jawa yaitu Kalimantan Timur mengikuti pelatihan penjas Adaptif bagi guru sekolah SLB kota Bandung dan Cimahi.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di kampus UPI melalui platform zoom cloudmeeting atau lebih dikenal virtual webinar di Jl Setiabudi Bandung, Kamis (25/6/2020) .
Acara yang berlangsung ini merupakan inisiatif program Studi (Prodi ) Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ) Pendidikan Jasmani (Penjas) Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri A Citeureup Kota Cimahi.
Kegiatan yang dipandu moderator Dosen program Studi PGSD Penjas, FPOK UPI Mesa Rahmi. berhasil berjalan baik, lancar dan sukses khususnya untuk dunia pendidikan Sekolah Luar Biasa.
Kepala Program Studi (Kaprodi ) PGSD Penjas, FPOK UPI, Agus Mahendra, menyatakan bahwa, Program pelatihan ini merupakan salah satu program pengembangan kemitraan yang akan dijalin dengan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Sekolah Luar Biasa Negeri ( SLBN ) Dinas Pendidikan Wilayah VII
“Program lainnya adalah, Prodi akan menempatkan mahasiswa binaannya untuk melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SLB-SLB kota Cimahi, di samping akan merintis pembentukan Asosiasi Penjas Adaptif Indonesia, yang hingga saat ini belum ada” tutur Agus.
Dia berharap Program-program tersebut merupakan salah satu wujud keprihatinan Prodi yang menengarai bahwa perhatian terhadap anak-anak disabilitas dan termasuk terhadap program Penjas Adaptif, selama ini masih memprihatinkan, sehingga diharapkan ke depan dapat terus diperbaiki melalui program kemitraan tersebut.
Menurut Dekan FPOK UPI, Adang Suherman kerjasama dan mitra antar lembaga FPOK UPI dan KKSN SLBN penjas Adaptif secara keilmuan yang harus didukung oleh pengembangan Kelompok Bidang Keahlian (KBK) di lembaga Prodi. Di sisi lain pengembangan kemitraan tersebut juga merupakan sebuah peluang untuk dimanfaatkan dalam menjalankan program Kampus Merdeka dan Belajar Merdeka (KMBM) yang diamanatkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
FPOK ” memang harus mengambil langkah tegas dalam pengembangan sebagai bidang keilmuan dengan sekaligus menempuh dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat .” kata Adang.
Kegiatan dibuka Kasi Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Dinas Pendidikan Prov.Jabar, Budi Hermawan mewakili. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jabar Wilayah VII Endang Susilastuti mengatakan bahwa, usaha pengembangan kompetensi guru yaitu bidang penjas Adaptif dapat juga diikuti guru SLB seluruh Jabar bahkan diharapkan pula program ini kedepan dapat melibatkan guru guru penjas dari sekolah inklusi, dimana guru penjas harus menjadi juga memberi layanan pendidikan kepada anak anak berkebutuhan khusus yang menjadi siswa di sekolah inklusi.
Kepedulian dan upaya yang dilakukan Perguruan Tinggi untuk turut memecahkan persoalan kependidikan di Jabar memang amat diperlukan untuk membantu pemerintah .” Ujar Budi. (DIN)*.