InBewara, Bandung – Para pegiat sepeda khususnya yang bergerak di jenis Mountain Bike (MTB) menyodorkan konsep pemanfaatan lahan menjadi arena lintasan sepeda MTB. Bukan persoalan rekreasi semata, harapan adanya lintasan ini justru juga didorong untuk penunjang prestasi olahraga.
Pembina sejumlah komunitas sepeda di Bandung Timur, Wawan Darmawan menuturkan selama ini para pegiat sepeda gunung sudah memanfaatkan lahan kosong di Blok Garung Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru sebagai lintasan yang kemudian diberi nama Kanhay.
“Kami sering lewat ke Kanhay akhirnya kami mendekati penggarap untuk berkolaborasi minta izin pembuatan trek untuk lintasan awalnya, sampai akhirnya berkembang. Kini banyak atlet kota bandung yang juara di nasional dan internasional dari komunitas kami di Ujungbronx MTB akhirnya kami berswadaya jadi pagi-pagi nyangkul terus sambil dicoba,” ucap Wawan usai bertemu Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Kamis (25/6/2020).
Setelah ditelusuri, lanjut Wawan, ternyata lahan yang menjadi lintasan Kanhay tersebut merupakan milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Maka pegiat sepeda Kanhay pun menjalin komunikasi bersama Pemkot Bandung untuk pemanfaatan lahan.
Terlebih menurut Wawan, selama ini Kota Bandung belum memiliki lintasan sepeda. Sehingga peluang untuk mengembangkan potensi atlet sepeda asal Kota Bandung yang kini jumlahnya semakin banyak bisa terus diasah dan dikembangkan.
“Tujuan utamanya adalah menghimpun komunitas pecinta olahraga sepeda MTB. Karena Kota Bandung selama ini belum memiliki tempat berlatih seperti di Bandung Barat punya Cikole, Kabupaten Bandung. Di sana punya trek KSG (Kampung Sepeda Gentong). Di Ciiwidey ada Patuha Bike Park,” terangnya.
Wawan mengaku telah berkoordinasi dengan masyarakat sekitar yang menggarap lahan di kawasan tersebut. Terlebih kini jumlah angggota komunitas sepeda yang biasa menggunakan Kanhay jumlahnya terus bertambah, yakni saat ini saja terdata 350 pesepeda.
Selain menghadirkan sarana berlatih dan pembinaan atlet sepeda, Wawan juga mengungkapkan kawasan tersebut akan diberi sentuhan wisata. Sehingga, disamping masih bisa pemanfaatan lahan untuk garapan ekonomi masyarakat sekitar juga bisa ikut terangsang lewat perniagaan atau jasa lainnya.
“Kami tidak menghilangkan kesempatan penggarap untuk beralih provesi karena untuk trek itu tidak menghabiskan lahan banyak. Jadi penggarap disamping masih bisa menanam atau membudidayakan tanaman mereka juga bisa menambah penghasilan dari berjualan atau menyediakan konsumsi para rider atau pengunjung lainnya yang datang ke sana,” pungkasnya.* (Karyadi/AS)