Siswa Ikuti PJJ Secara Luring

Inbewara, Bandung – Kegiatan belajar-mengajar (KBM) secara online (daring) diimplementasikan dengan beragam cara oleh sekolah di masa pandemi virus Covid-19. Namun, implementasi tersebut dinilai tidak maksimal dan menunjukkan masih ada ketidaksiapan di kalangan tenaga pendidik ataupun siswa dalam beradaptasi dengan sistem digital ini.

Masa-masa Sekolah Dasar adalah masa-masa pembibitan dan pendidikan yang memerlukan banyak perhatian serta bimbingan. Hal tersebut membutuhkan kolaborasi yang baik antara pihak sekolah, dalam hal ini guru, dengan orangtua/wali siswa demi menanamkan nilai pendidikan yang berbudi dalam setiap individu anak. Bermacam cara dan metode ditempuh semata demi mendapatkan kondisi dan output terbaik buat seluruh siswa.

Winny Heviantina S.Pd., salah seorang guru yang mengajar di Sekolah Dasar Industri, Jl. Industri Dalam no.2  kota Bandung ini mengungkapkan beberapa kendala yang dihadapinya disaat melaksanakan kegiatan belajar secara jarak jauh.

“Beda-beda kendala yang dihadapi, salah satunya apabila dilihat dari latar belakang perekonomian keluarganya. Sekolah tempat saya mengajar hampir 85% siswa dari golongan ekonomi menengah kebawah”, ungkapnya.

Menurutnya kendala pada pelaksanaan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), tidak semua siswa dapat mengikutinya, salah satu yang menjadi kendalanya adalah kuota internet.

“Trik biar siswa tetap mengikuti PJJ lewat Luring (Luar Jaringan), para guru menyiapkan modul pembelajaran per Minggu nya. Jadi siaswa datang ke sekolah tiap satu Minggu sekali untuk menyerahkan modul & menerima modul selanjutnya”. terangnya.

Bagi siswa yang tidak bisa dihubungi atau tidak ada kabar, maka guru akan mendatangi rumahnya sambil membawa bawa modul. “Dengan cara ini para guru harus bisa menciptakan model pembelajaran yang tidak membosankan atau membuat siswa bosan dan stress”. imbuhnya.

Kendala lain selama dilaksanakannya PJJ, menurut Winny guru tidak boleh membatasi waktu dalam pengumpulan tugas, “Jam berapa saja anak-anak atau para siswa mengumpulkan tugas harus diterima”, ucapnya.

Dinas Pendidikan tidak menuntut pembelajaran harus tercapai yang penting pembelajaran PJJ harus mengikuti unsur protokoler kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Menurutnya, Setiap siswa yang sudah melaksanakan PJJ, pihak guru harus memberikan reward atau penilaian, “Nilai yang diberikan bisa berupa point A+, A, B+, B atau bintang”.

“Saya berharap masa pandemi covid 19 ini cepat berakhir dan normal kembali, mengingat perkembangan siswa didik yang menjadi tanggung jawab kami para guru.”. ucapnya.

Saat ini sekolah dasar Industri tengah berkendala dengan proses pembangunan yang tertunda, “Kami tengah mencari donatur untuk pengembangan dan pembangunan sekolah yang belum tuntas”, harapnya. ***(Ib-35)