InBewara, Bandung – Objek wisata yang sudah banyak di kenal dan di minati oleh banyak wisatawan sudah barang tentu akan menjadi incaran para pengusaha kecil yang ingin mengadu nasib dengan ikut berusahan di wisata yang ramai di kunjungi wisatawan.
Ini menjadi persoalan yang perlu di perhatikan oleh para pengusaha wisata, Namun bagi pengelola wisata Walini itu semua sudah di perhitungkan dengan matang.
Pihak pengelola sudah menyediakan kios kios bagi para pelaku usaha kecil yang ingin berusaha di seputaran wisata walini.
Oleh karena itu pihak pengelola tidak terlalu ribet dengan persoalan pedagang kecil yang ada di lingkungan wisata walini.
Hal ini di benarkan oleh Kepala Unit Wisata Walini haji Ade, dirinya mengatakan bahwa objek wisata walini merupakan salah satu objek wisata yang mengedepankan prinsip berbagi dengan pengusaha kecil yang ada di sekitar lokasi wisata.
Dan pihak pengelola sangat memperhatikan kondisi para pelaku UMKM yang ada di wilayahnya sehingga pihak pengelola tidak terlalu mengekang pada para pedagang.
Dirinya hanya berpesan kepada para pedagang agar menjaga kebersihan dan kerapihan lokasi tempat mereka berjualan agar lokasi wisata walini selalu kelihatan asri dan pengunjung menjadi nyaman.
“Karena kami ikut merasakan bagaimana bila mereka kami larang berjualan di lokasi kami, tentunya mereka akan bingung harus berusaha di tempat mana lagi sedangkan selama ini mereka menggantungkan nasibnya dari berdagang di obyek wisata ini,” kata Haji Ade.
Dan haji Ade juga sangat menyayangkan dengan pemberitaan disebuah media online mengatakan bahwa Obyek wisata walini semrawut dan tidak ada kordinator pedagangnya,
“Seharusnya media tersebut sebelum menayangkan beritanya konfirmasi dulu ke pihak pengelola, apakah betul di wisata kami tidak ada kordinator nya, Sebab selama ini kami sudah membentuk kordinator buat para pedagang. Dan kami merasa
tersinggung dengan pemberitaan tersebut, sebab selama ini kami selalu welcome dengan media manapun. Jadi kami mengharapkan kepada semua rekan media gunakanlah kode etik jurnalistiknya bila mau menayangkan pemberitaan karena kami selama ini sebagai pengelola tidak alergi dengan rekan jurnalis manapun. Dan jangan menayangkan pemberitaan secara sepihak yang tentunya itu melanggar kode etik jurnalis,” Pungkasnya.
Dede Syarifudin sebagai kordinator pedagang di obyek wisata walini mengatakan bahwa dirinya sudah sedemikian rupa berusaha mengatur para pedagang dan selama ini pula dirinya tidak pernah mendapatkan komplain dari para pengunjung tentang keberadaan para pedagang yang berjualan di lingkungan obyek wisata walini, untuk itu dirinya merasa bahwa pemberitaan yang di muat oleh media online tersebut sangat menyinggung dirinya dan para pengurus lainya.
Dia juga meminta kepada media yang memuat berita tersebut, sebelum menaikan pemberitaan agar klarifikasi dulu ke pihak pengelola, jangan menaikan berita sepihak *** (AS)