“Kids Zaman Now” Harus Mampu ‘Tahan Serangan’

foto: Humas Pemkab. Bandung

IB, Soreang – Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Bandung H.Iman Irianto,S.Sos semangati ‘kids zaman now’ untuk mampu menghalau segala ‘serangan’ informasi global yang masuk dari berbagai media.

Dia menegaskan, bahwa mereka sebagai generasi muda harus punya strategi pinter dalam mengolah segala masukan, baik budaya, informasi, pengetahuan serta perubahan yang terjadi saat ini. Acara Saresehan Wawasan Kebangsaan ini dipusatkan di Aula Kecamatan Banjaran, Selasa (14/11/2017).

“Kids zaman now harus mampu tahan serangan. Bukan saja budaya, informasi bahkan ideologi luar yang saat ini sangat cepat berkembang di masyarakat,” ucapnya.

Menurut Jika dampaknya positif dan bermanfaat itu bagus untuk diaplikasikan, tapi jika sebaliknya, para generasi muda harus cerdas berfikir dan bertindak untuk menyikapinya.

Dihadapan 120 orang peserta pelajar yang berasal dari SMA/SMK di Kecamatan Banjaran, Arjasari dan Cangkuang itu, Iman menerangkan, keberadaan para pemuda diharapkan memiliki gagasan segar dalam mengisi setiap jengkal kebijakan yang lebih mengedepankan kepentingan besar diatas kepentingan pribadi atau kelompok, dengan idealismenya hingga berpeluang untuk dapat terjadi suatu perbaikan dalam setiap momentum perubahan bangsa, khususnya di Kabupaten Bandung.

“Namun bisa dirasakan saat ini, peran para kaum muda semakin hari semakin redup bahkan nyaris tak terdengar. Eskalasi gerakan pemuda dalam menyikapi isu sosial kemasyarakatan di wilayah berjalan fluktuatif, bahkan terbilang minim gerakan yang massif dan radikal. Seperti perang status di  media social, saling mengejek atau bahkan menebar kebencian yang berkaitan dengan Sara,” ujarnya.

Situasi dan kondisi  tersebut lanjutnya, dikhawatirkan secara perlahan akan mengikis gerakan pemuda yang awalnya militan dan kritis dalam menyikapi isu sosial masyarakat, seolah menurun drastis. Peran sentral gerakan para pemuda kata Dia,  sebagai penyambung lidah rakyat terancam semakin terkikis dan hilang.

“Posisi gerakannya yang berjalan lambat dalam merespons isu sosial kemasyarakatan, minimnya tingkat kekritisan dalam hal wacana, mungkin saja menyebabkan gerakan menjadi tidak solid. Sehingga daya tawar gerakan pemuda dalam mengupayakan perubahan sosial di hadapan masyarakat semakin terdominasi oleh persoalan-persoalan dalam gerakan internal sendiri,” terangnya.

Sementara, narasumber dari akademisi Universitas Nurtanio Drs.H.Maman Suherman Ar.,M.Si berpendapat bahwa generasi muda saat ini akan mampu menjawab dinamika yang terjadi di masyarakat.

Karena menurutnya, mereka sudah lebih cerdas dalam menyikapi persoalan yang terjadi.  Pengaruh global itu tak selalu berdampak buruk, lihat saja di beberapa wilayah, sudah lebih banyak anak-anak muda cemerlang, dibandingkan tahun sebelumnya.

“Ini menandakan mereka sudah siap dalam persaingan global. Tinggal bagaimana diarahkan dengan baik, jika melihat kondisi sekarang,   para kaum muda, terkadang emosinya sering mendominasi dalam setiap pengambilan keputusan dan ketika itu bersinergis dengan idealisme, maka seringkali memunculkan ide-ide besar yang progresif dan revolusioner,” pungkasnya. (AS_35)