IB, Soreang – Objek wisata Gunung Puntang merupakan sebuah objek wisata alam dan sejarah yang terletak di selatan Bandung, tepatnya di sekitar kawasan Cimaung, Banjaran Kabupaten Bandung.
Berada di ketinggian sekitar 1300 meter di atas permukaan laut, kawasan wisata Gunung Puntang merupakan lembah hutan pinus berhawa sejuk dengan aliran sungai yang mengalir deras dan jernih dari puncak gunung.
Banyak wisatawan yang datang ke tempat ini dan menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan alam dan kesejukan udara pegunungan, bermain di sungai, melihat air terjun dan melakukan aktifitas berkemah.
Selain wisata alam, pengunjung yang datang juga bisa melihat cukup banyak bekas bangunan peninggalan Belanda yang saat ini hanya tinggal puing puingnya saja, bangunan ini merupakan sisa dari bangunan Radio Malabar (Malabar Radio Station) milik pemerintah kolonial Belanda beserta rumah-rumah pegawainya.
Yanto pengelola Kawasan Bumi perkemahan dan wana wisata gunung Puntang mengatakan pada masa liburan lebaran banyak sekali para pengunjung yang berdatangan baik dari dalam maupun luar kota.
Menurutnya ada beberapa objek wisata di kawasan Gunung Puntang ini diantaranya, Bumi Perkemahan, Sungai, wisata sejarah, konservasi Owa Jawa dan Goa Belanda.
“Untuk Wisata sejarah disini ada peninggalan gedung bekas stasiun Radio Malabar tempat komunikasi pada jaman penjajahan Belanda,” ujarnya.
Radio Malabar merupakan radio pemancar yang didesain untuk terhubung langsung ke Belanda, mesin pemancar yang dipakai merupakan pemancar terbesar yang pernah dibuat di zamanya dengan kekuatan mencapai 2400 Kw, antena pemancar ini membentang dari dua puncak Gunung Puntang, saking besarnya pemerintah kolonial Belanda sampai membangun pembangkit listrik tersendiri khusus untuk menyuplai kebutuhan listrik Radio Malabar, adapun pembangkit listrik itu terletak di kawasan Pangalengan dan masih beroperasi hingga saat ini.
“Yang tersisa saat ini hanya puing-puing reruntuhan bekas bangunan gedung Radio Malabar, dan sepuluh reruntuhan yang disebut gedung sepuluh yaitu bangunan bekas kantor dan tempat tinggal bangsa belanda,” paparnya.
Selain itu di depan reruntuhan bangunan gedung Radio Malabar, terdapat kolam yang sudah tidak terpakai lagi. “Kolam ini dibangun bersamaan dengan berdirinya stasiun Radio Malabar, disebut Kolam Cinta karena bentuknya yang menyerupai hati” ujarnya.
Target pengunjung menurut Yanto selama liburan ini bisa mencapai 9 ribu orang. “Target pengunjung diharapkan bisa lebih dari tahun kemarin. Untuk kepuasan para pengunjung kami sudah memnyiapkan berbagai macam fasilitas, diantaranya wc umum gratis, spot atau area untuk berfoto dan pusat informasi,” pungkasnya. (IB-035)