Tradisi Aklamasi Dalam Pemilihan Ketua Koni Kota Bandung Diharapkan Berlanjut

Ketua KONI Kota Bandung , Aan Johana didampingi Ketua 1, Cece Muharram (tengah), Ketua 2, Nuryadi (kedua kiri) dqb, Ketua 3, Salahudin Al Ayubi (kanan) memberikan sambutan pada acara Rapat Pleno KONI Kota Bandung di GOR Bulutangkis Jln Jakarta No 18 Bandung, Sabtu (09/2/19). Foto Didin Sjafruddin.

InBewara, Bandung  – Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kota Bandung akan menggelar musyarah olah raga cabang untuk pemilihan ketua baru pada akhir April 2019 mendatang. Ketua Umum KONI Kota Bandung Aan Johana berharap, ketua KONI Kota Bandung pengganti dirinya tetap ditentukan secara aklamasi dengan terlebih dahulu melewati fase musyarah dan kompromi.

“Saya tidak menentukan orang per orang, beri kesempatan kepada semua pengurus, khususnya pengurus inti KONI Kota Bandung. Saya pribadi berharap ada kompromi dan penentuannya secara aklamasi demi menjaga kondusifitas organisasi yang sudah terbentuk. Kalau di Ormas, wajar itu pemilihan dengan voting. Tapi di olah raga janganlah,” kata Aan seusai rapat pleno KONI Kota Bandung di Gedung KONI Kota Bandung, Jalan Terusan Jakarta, Sabtu (9/2/2019) sore.

Menurut Aan, sepanjang sejarah KONI Kota Bandung, penentuan ketua umum selalu diakukan secara aklamasi. Dia berharap, tradisi tersebut akan kembali berlanjut pada musorcab tahun ini.

“Supaya tidak terbelah di internal. Sejarah KONI Kota Bandung tak ada pemilihan, selalu aklamasi. Saya juga dua periode dipilih secara aklamasi,” ujar Aan.

Dia mengatakan, saat ini belum ada nama-nama calon yang dimunculkan secara formal. Namun, dirinya maupun secara organisasi berharap calon ketua KONI Kota Bandung kelak berasal dari kalangan internal.

“Potensi ada di Ketua 1, 2, 3, sekretaris umum, bahkan para ketua bidang. Secara informal sudah ada nama yang muncul, atas semangat teman-teman. Tapi sekarang belum pada tahapan itu, baru pada tahap pembentukan panitia. Bagaimana pola penjaringan calon ketua, itu belum,” ujar Aan.

Dia berharap, Ketua KONI Kota Bandung kelak haruslah seseorang yang mampu berkoordinasi dan berkomunikasi dengan berbagai unsur, mulai dari menyolidkan internal organisasi hingga berhubungan dengan pihak eksternal seperti pemerintah, tokoh olah raga, tokoh masyrakat, sesepuh, dan berbagai elemen lainnya.

“Jangan sampai ketuanya nanti tidak nyambung dengan elemen luar, terutama dengan pemerintah. Jadi bagusnya dipilih secara aklamasi dan nyambung dengan berbagai pihak,” kata Aan.

Rapat pleno, kata Aan, sudah menyepakati bahwa rapat pramusorcab akan digelar pada Sabtu (16/2/2019). Pada rapat itu, kata Aan, akan ditentukan kapan jadwal pasti pelaksanaan musorcab.

“Musorcab paling cepat bisa digelar akhir April. Kita tentukan dulu pimpinan panitia. Untuk OC (Organizing Commitee) dan SC (Steering Committee) sudah ditentukan dan segera dilakukan pembentukan kepanitiaannya,” ujar Aan. (ABK/DIN) *