InBewara, Bandung – Mantan Persib era 1960 yang juga dokter sebagai Guru besar Unpad bidang Anastesiologi ,Prof. Dr. Abdullah Himendra Wargahadibrata, dr., Sp.An., KIC. bin Rd. Hirawan Wargahadibrata. Beralamat di Jln. Imam Bonjol No. 34, Kel. Lebak Gede, Kec. Coblong, Kota Bandung. ” meninggal dunia pada usia 86 tahun , Jumat (14/2/2020).
Almarhum “mulih ka jati, mulang ka asal ” kelahiran Purwakarta (11/02/1943), Meninggal Kamis (13/02/2020) pukul 22.10 WIB. Disemayamkan pada Jumat, (14 /02/2020), pukul 08:00 s/d 09:00 WIB di Mesjid Al-Jihad (Mesjid Universitas Padjadjaran), Jl. Dipati Ukur No. 35, Kel. Lebakgede, Kec. Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat. Dan akan dikebumikan di komplek pemakaman gunung Jati (pemakaman Syekh Maulana Dzatul Kahfi), Jln. Raya Cirebon- Indramayu No 17, Kel/Desa Astana, Kec. Gunung Jati, Kab. Cirebon Jawa Barat, Jumat, ( 14/02/2020) , pukul 13:00 WIB (ba’da
Jumat).
Beliau meninggalkan istri Hj.Ny. Maria Suwulan dan 3 orang anak , A.Firmansyah, Ratnasari, Reina Wulansari dan 8 orang cucu.
Pihak keluarga yang diwakili A.Firmansyah mengucapkan ” banyak terima kasih kepada sahabat sahabatnya, handai taulan dan rekan rekan dekat almarhum dari berbagai instansi, organisasi serta komunitas dan kalangan lainnya yang belum disebut namanya yang telah memberikan dukungan, doa dan kesediaan waktu dalam prosesi menyolatkan dan pemakaman almarhum. ” Ujar A. Firmansyah.
Mengutip dari buku “Apa Siapa Orang Sunda” suntingan Ajip Rosidi terbitan 2003, Himendra yang gemar sepakbola yang pernah menjadi pemain Nasional di era 60 dan ingin menjadi pelatih. Namun keluarganya lebih setuju ia menjadi dokter.
Pelatih Timnas Indonesia, Tony Pogacknik dan Djamiat memintanya bergabung mengikuti pemusatan latihan Timnas Yunior guna persiapan menghadapi event Asean Games, Merdeka Games dan Ganefo.
Sepulang dari timnas, Hendra fokus untuk menyelesaikan studi kedokteran yang tertunda, namun Hendra tetap memperkuat Persib hingga tahun 1973. Ketenaran Hendra tetap ikut menyertai, sebagai pemain Persib yang bergelar Dokter.
Di usianya yang ke 30 tahun, Hendra akhirnya memilih untuk gantung sepatu dan lebih memilih fokus menjadi dokter. Keputusannya untuk meninggalkan Timnas, membuat Hendra menjelma menjadi sosok yang sukses.
November 1998, awal era reformasi, setelah mengabdi sekian lama sebagai PNS, dosen dan dokter.
Sementara Rektor Unpad perempuan kali pertama masa bakti 2019-2024 , Rina Indiastuti, menyampaikan bahwa “Unpad kehilangan seorang tokoh, sosok nasional sunda yang jadi panutan masyarakatnya, orang yang sopan santun dengan kekentalan kesundaannya sangat dihormati setiap rekan rekan sejawatnya, terutama khususnya dikalangan dunia pendidikan kedokteran”, Sambut Rina.
Ditambahkan” karier Almarhum melanjutkan studi post graduated course di sebuah universitas di Nijmegen, Belanda, 1975-1976. terakhir 2005 mendapat gelar Doktor Falsafah (Kepengurusan Pendidikan)/Dr. HC Universitas kebangsaan Malaysia, kemudian bidang/ kursus/penataran tahun 1979-1995 sebanyak 11 penghargaan, Pengalaman Jabatan sebanyak 14 kali , salah satunya Rektor Unpad masa jabatan 1998-2007, kemudian sebanyak 7 tanda jasa almarhum dapatkan , salah satunya Karya Satya XXX, 2007 dari Pemerintah Republik Indonesia, 17 kegiatan organisasi yang digelutinya salah satunya sebagai penasehat Ikatan Dokter Spesialis Anestesiologi Indonesia ( IDSAI) Jawa Barat 1997 sampai sekarang .
Kemudian 61 karya ilmiah yang pernah almarhum buat untuk dunia kedokteran dan dua buku yang almarhum berikan untuk dunia pendidikan kedokteran Teori Anestesiologi 1994 dan
Neuroanestesi 1997 (A.Himendra, Tatang Bisri dan Eri Surachman).” Ujarnya. (DIN)*.