Inbewara, Bandung – Konsep Literasi fisik dal,am tataran definisi dan tataran praktek masih sering diperdebatkan, hal ini banyak dipertanyakan para guru penjas dalam mengimplementasikannya.
Program Studi (Prodi) Pendidikan Jasmani Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) usai menyelenggarakan Wibinar melalui daring platform zoom cloud meeting dengan tema “Nasional and Internasional Webinar on Physical Letracy: Its Embodiment in Physical Education”.
Kegiatan ini di laksanakan dalam rangka meningkatkan pemahaman terkait dengan physical literasi (literasi fisik) di kampus UPI Jln Setiabudi Bandung, Senin (30/11/2020).
Wibinar ini dihadiri langsung pencetus gagasan literasi fisik, Margaret Whitehead (Inggris), didukung Ketua Asosiasi Physical Literasi, Nigel Green, Richard Bailey (warga inggris yang domisili di Berlin-Jerman) yang selalu mempertanyakan konsep utuh dari Literasi Fisik, dan Prof. Toho Cholik Mutohir yang mengapresiasi jalannya diskusi webinar untuk kepentingan Nasional Indonesia.
Hal ini akan menjadi diskusi yang menarik sehingga bisa meningkatkan wawasan bagi kita semua.
Menurut salah satu pakar olahraga, prof. Toho Cholik Mutohir, Kondisi literasi fisik harus mengandung elemen lengkap yang melibatkan domain kognitif, afektif dan psikomotor.
“Bahkan secara tegas ada juga yang menyatakan bahwa Literasi fisik adalah motivasi, kepercayaan diri, kompetensi fisik dan kemauan serta semangat dalam melakukan aktivitas jasmani, oleh karena itu, individu yang terliterasi secara fisik adalah orang yang memiliki kemampuan gerak dan kapasitas fisik yang baik, motivasi, kepercayaan diri dan semangat tinggi untuk selalu melakukan aktifitas jasmani, memiliki pengetahuan yang meyakinkan terkait aktivitas jasmani dan manfaatnya, serta terlihat rutin dan rajin melakukan pada kegiatan sehari hari,” ungkapnya.
Literasi fisik merupakan konsep yang relatif baru berkembang di dunia internasional sebagai suatu sasaran yang harus dicapai dari aktifitas jasmani, baik di sekolah, di rumah, dan di masyarakat. Oleh sebagian pakar bahwa literasi fisik ini disamakan dengan konsep “terdidik secara jasmani”, sedangkan sebagian lagi menunjuk pada tingkat kemampuan yang dicapai akibat dipelajarinya secara sengaja. Sehingga Literasi fisik disejajarkan dengan litetasi numerik, literasi bahasa, literasi sosial, literasi teknologi dan literasi politik. *(DIN)