Sindrom Metabolik Mengicar Para Remaja

InBewara, Bandung – Tim Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia melaksanakan kegiatan Pelatihan peer-education sebagai tatalaksana pencegahan komponen sindrom metabolik yang cenderung mengincar dan mengalami peningkatan pada remaja.

Kegiatan tersebut berlangsung secara daring dan zoom meeting bersama di tempat masing masing dan di UPI Jl.Setia Budi Bandung, Sabtu, (31/7/2021).

Latar Belakang dan tujuan kegiatan ini dilaksanakan bahwa Sindrom metabolik merupakan sekumpulan gejala yang meliputi obesitas abdominal, dislipidemia, hiperglikemia, dan hipertensi.

Tingginya prevalensi Sindrom Metabolik (SM) menyebabkan kekhawatiran akan timbulnya epidemi penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, dan hipertensi di masa mendatang.

Wakil Dekan 1 Bidang Akademik Dian Budiana yang juga Aktivis fisik dan Peer Education menyampaikan bahwa Sindrom Metabolik meningkatkan risiko penyakit.

“Sindrom Metabolik merupakan Sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes, oleh karena itu, Sindrom metabolik mencakup tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kelebihan lemak tubuh di sekitar pinggang, dan kadar kolesterol yang tidak normal. Sindrom ini meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.” ujarnya.

Selain itu kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari tri darma perguruan tinggi yaitu Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan responden tentang Sindrom Metabolik yang cenderung mengalami peningkatan pada remaja.

Dian berharap perbaikan pengetahuan akan mencegah terjadinya komponen Sindrom Metabolik pada remaja di sekolah.

“Program pelatihan ini dilaksanakan dan ditujukkan terhadap siswa remaja SMA percontohan (Lab school UPI) dengan target adalah perbaikan pengetahuan akan mencegah terjadinya komponen Sindrom Metabolik pada remaja di sekolah yang diukur berdasarkan keberhasilan proses selama pelatihan, evaluasi dan praktek simulasi secara daring dan zoom meeting.” tegasnya.

Narasumber lain, Dhika Darmansyah mengatakan bahwa risiko yang utama menyebabkan penyakit metabolik ini, lebih-lebih di saat pandemi.

“Faktor risiko gaya hidup seperti diet atau pola makan yang salah, aktivitas fisik yang kurang dan aktivitas sedentary yang meningkat merupakan faktor risiko yang utama menyebabkan penyakit metabolik ini, lebih-lebih di saat pandemi, kegiatan mayoritas dilakukan di rumah,” ujar akhli Sindrome Metabolik dan Gizi Seimbang.

Sementara salah seorang peserta yang ditunjuk dari kegiatan ini, Dudi menyampaikan bahwa kegiatan di rumah selama pandemi dapat memicu penyakit tak menular juga ternyata yang tidak disadari .

“Kegiatan pelatihan ini sangat bermanfaat untuk siswa, kegiatan di rumah selama pandemi dapat memicu penyakit tak menular juga ternyata yang tidak disadari sangat berbahaya untuk masa depan mereka” tegas Dudi yang juga guru di sekolah tersebut. **(DIN/MSY).