Mengenang Perjalanan Mantan Atlet Rerenang Nasional Elfira Rosa Nasution

Perenang Nasional Elfira Rosa Nasution saat berkunjung ke KONI kota Cimahi di kantor KONI kota Cimahi Jln Encep Kartawiria Cimahi, Senin (12/8/2024). Foto : Didin Sjafruddin.

Cimahi, InBewara,- Elfira Rosa Nasution (lahir 1 Maret 1970) adalah seorang perenang Indonesia. Ia dilatih sendiri oleh ayahnya Radja Mursinal Nasution yang juga merupakan pelatih nasional renang Indonesia. Sejak kecil Elfira kerap menjuarai berbagai kejuaan renang di tingkat nasional. Sehingga ia berkali-kali dipercaya memperkuat Team Nasional Indonesia dalam kejuaraan renang di Sea Games maupun Asian Games. Tidak sedikit prestasi dan medali yang telah diperolehnya dari kejuaraan-kejuaraan tersebut

Jejaknya kemudian diikuti oleh adik-adiknya Maya Masita Nasution, Elsa Manora Nasution, Kevin Rose Nasution, dan Muhammad Akbar Nasution. Mereka pun menuai banyak prestasi di berbagai kejuaraan renang baik di tingkat nasional maupun regional pada masanya masing-masing.

Untuk diketahui Perjalanan Elfira Rosa Nasution, sejak kecil tiap pagi bocah itu ke sekolah dengan rambut basah. Bangun pukul 4.00 dinihari, ia langsung mencebur ke kolam renang, memenuhi instruksi ayah dan pelatihnya, Radja M. Nasution. Pukul 6.30 pagi, begitu latihan selesai, baju renang diganti dengan seragam sekolah. “Saban pagi, saya dan Maya hanya sempat sarapan di sekolah,” tutur Elfira Rosa Nasution, yang biasa dipanggil Efi.

Latihan itu, ternyata, tidak percuma. Lewat Kejurnas Antarklub di Jakarta, Desember 1983, Efi menyabet sembilan medali emas. Saat itu saja, dengan menjadi pemegang empat rekor nasional, ia mulai mengimbangi prestasi bekas “Ratu Renang Asia Tenggara”, Nanik Juliati Suryaatmadja, yang memegang lima rekor nasional. Walaupun tidak ditargetkan, si sulung beradik empat itu meraih satu medali perak di Asian Games 1983 di Seoul, Korea Selatan. Inilah yang turut mendorong SIWO/PWI Jaya memilihnya sampai tiga kali — 1980, 1981, 1983 — sebagai Atlet Terbaik.

Namun, gelar ini tidak membuat Efi berhenti berprestasi. Dalam PON XI, Jakarta, 1985, Efi merebut delapan medali emas dan dua medali perak, dengan catatan memperbaiki delapan rekor PON dan lima rekor nasional. Sehingga, ada media cetak yang menjulukinya “Primadona PON XI”.

Ia memang berasal dari keluarga perenang. Ayahnya adalah bekas perenang dan pemain polo air Sumatera Utara. Rosani Samsoe, ibunya, juga perenang. Keduanya kini menjadi pelatih, terakhir menetap di Jambi dan berhasil membangkitkan demam renang di daerah itu.

Terjun ke kolam renang sejak berusia empat tahun, bersama klub Prim asuhan ayahnya, Efi membuat kejutan pada Kejurnas Antarklub di Bandung, 1978. Usianya ketika itu delapan tahun, dan ia langsung memetik lima medali emas untuk jarak 50 meter gaya dada, kupu-kupu, punggung, bebas, serta 200 meter gaya berganti. Semuanya dalam Kelompok Umur I. Prestasi ini membuka jalan baginya untuk turut dalam berbagai pertandingan renang di Muangthai, Filipina, India, Jepang, dan Korea Selatan.

Pada 1982, Elfira dikirim berlatih pada klub Cypres Aquatic, Los Angeles, AS. Porsi latihan renangnya sejauh 5.000 sampai 7.000 meter. “Lebih berat latihan dengan Papa,” katanya. Di Jambi, setiap pagi ia harus melahap jarak 10.000 sampai 11.000 meter.

Satu di antara “kunci” keberhasilan Elfira, juga adiknya, Maya Masita Nasution, adalah keserasian hubungan dengan pelatihnya, yang kebetulan ayahnya sendiri. Itu sebabnya ia pernah menolak tawaran sekjen KONI Pusat, M.F. Siregar, untuk pindah ke Jakarta. “Lagi pula, pergaulan di sini susah, lebih enak di daerah,” katanya.

Sibuk di kolam renang tidak membuat gadis pemalu itu ketinggalan di sekolah. Ke mana pergi Efi membawa buku pelajaran, dan pulang dari pertandingan di luar negeri ia memfotokopi catatan teman sebangku. Nilai pelajarannya di kelas III SMP Xaverius Jambi (1985) rata-rata tujuh, kecuali pelajaran olah raga: 8. Ia, yang doyan makan sup, gulai daun ubi, bakso, permen cokelat, dan mangga, juga rajin bersenam.

***(DIN)